Pages

Labels

Jumat, 19 Agustus 2011

Irwanto Lentho Sang Pencukil

YOGYA –- Seniman yang mahir dengan teknik cukilnya, Irwanto Lentho menggelar pameran tunggalnya bertajuk ‘Sang Pecukil’ di Bentara Budaya Yogakarta (BBY) Yogyakarta dari Jumat (5/8) hingga sabtu (13/8) mendatang. Karya-karya yang disajikan berhasil menyuguhkan adegan fantasi yang berwarna-warni mengenai kehidupan sehari-hari.
Direktur BBY, Efix Effendi mengatakan garis-garis tipis yang dihasilkan oleh pisau cukilan Irwanto hanya satu sisi yang mendorong untuk menaruh hormat ketika memasuki karya-karyanya. Itulah karya-karya yang disuguhkan dengan warna tunggal nada, dengan tokoh-tokoh rekaan yang memberi kesan sebagai boneka serta narasi lengkap dengan ironi pesan-pesannya.
“Pameran ini merupakan muara dari terpilihnya Irwanto sebagai pemenang ke-2 Trienale Seni Grafis Indonesesia 2009,” ujarnya.
Kurator pameran ini, Aminudin TH Siregar mengatakan, karya-karya cukilan kayu Irwanto Lentho ini membuktikan kepiawaiannya mengeksplorasi salah satu teknik tertua dalam sejarah printmaking. Di tangan Irwanto, teknik cukilan kayu ini berhasil dimunculkan sebagai pekerjaan yang tidak hanya membuat mata terpukau pada kekaguman teknis tetapi sekaligus mengajak kita memaknai tema yang ditawarkan.
“Sang Pencukil secara ekpslisit membangun kesan heroik dan romantik, namun diluar konotasi itu secara implisit menyarankan sebuah pernyataan sikap yang hendak menegasikan posisi istilah di medan sosial,” ujarnya.
Secara umum, cukilan-cukilan Irwantho Lentho yang dicetak tunggal atau monoprint masih menarasikan pandangan personalnya terhadap dunia sekitar dengan memakai amsa-amsal yang mudah dicerna dan dinikmati. “Dia tidak meluapkan kerumitan kode yang seringkali menjebak seniman ke ruang pendiktean sosial yang depresif dan monoton, sebaliknya dia mengabarkan keceriaan dalam alam fantasinya,” katanya.
Diharapkan dengan hadirnya karya Irwanto ini akan semain menambah dinamika seni grafis Indonesia, khususnya DIY dengan keragaman praktik seni tidak saja berlangsung secara energik, tetapi menyisakan tempat bagi mereka yang mau menekuni jenis seni seperti cukilan kayu sederhana.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About