Pages

Labels

Selasa, 24 Agustus 2010

Teater Boneka Hibur Warga Ledok Tukangan

Pentas keliling Teater Lakon yang digawangi oleh Aletta Smeets dan Ista Bagus Putranto mendapat apresiasi masyarakat Ledok Tukangan Yogyakarta, Jumat (20/8) lalu. Tak hanya anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak pun tertarik untuk sekadar menyaksikan pertunjukan yang mungkin untuk pertama kalinya mereka saksikan itu.

Mengambil cerita "Monyet Loe!", pentas tersebut mengisahkan tentang isu Global Warming yang akhir-akhir ini dampaknya semakin terasa hampir di seluruh penjuru dunia.

Production Manager Teater Garasi Reni Karnila Sari menyatakan, pentas ini sebagai usaha untuk membuka mata kita terhadap apa yang teah terjadi saat ini, khususnya bagi anak-anak yang akan mewarisi masa depan nanti.

"Saat ini perubahan musim terjadi dengan luar biasa. Semuanya karena pemanasan global yang disebabkan oleh tidak diperhatikannya lagi lingkungan oleh manusia, bahkan sejumlah pihak merusaknya," ujarnya di Ledok Tukangan, Jumat (20/8).

Pentas berdurasi sekitar satu jam itu berkisahkan tentang Hanoman dan SUbali yang hidup di dalam hutan. Ketika sedang bermain dan sedang asiknya, mereka tersesat.

Hanoman diambil oleh pemburu liar dan dijadikan sebagai obyek hiburan untuk tamu-tamu di sebuah cafe. Dalam sangkar, Hanoman sangat sedih dengan hidupnya yang setiap hari dipaksa untuk menari-nari demi mendapat uang untuk majikannya.

Suatu hari, Hanoman berkenalan dengan Anton, seorang anak jalanan yang sedang berteduh di teras rumah tempatnya dikurung. Akhirnya Anton bersedia membantu Hanoman yang sedang mengalami kesulita.

Menurut Reni, semakin banyak binatang-binatang yang menjadi langka atau bahkan punah, memberi pesan bahwa kita pun suatu saat nanti bisa menjadi seperti mereka bila tidak menjaga lingkungan.

Petunjukan ini berdasarkan pengalamannya bermain teater boneka sejak kecil dan keinginan untuk memberi hiburan yang mendidik bagi anak-anak melalui pertunjukan yang mengombinasikan teknik teater dari budaya Indonesia dan Belanda.

Pertunjukan secara tersirat ingin mengingatkan bahwa tokoh Hanoman dalam cerita menggambarkan populasi orangutan di Indonesia yang semakin hari semakin menghilang. "Yang menyedihkan adalah yang menghancurkan populasi mereka adalah manusia," terangnya. 


Sumber : gudeg.net

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About