Pages

Labels

Selasa, 24 Agustus 2010

Lebih Mengenal Masjid Pathok Nagara Mlangi

Meski telah mengalami sejumlah renovasi dari bentuk dan bangunan aslinya, Masjid Pathok Nagara Mlangi masih menjadi salah satu masjid pathok nagara yang bersejarah dan sering didatangi pengunjung khususnya pada bulan Jawa Ruwah, Sawal, dan Suro.

Arsitektur masjid Mlangi pada asalnya sama dengan masjid keraton yang lain. Bentuknya seperti Masjid Pathok Nagari Plosokuning. Bangunannya mengikuti gaya arsitektur Jawa dengan penyangga-penyangga kayu.

Konon pada masa dulu, soko masjid ini berjumlah 16 buah termasuk empat soko utama di ruang utama masjid. Di sisi masjid dibangun pawestren, tempat khusus untuk sholat kaum putri. Di bagian depan, sisi depan, kanan dan kiri masjid terdapat blumbang sebagai tempat membersihkan kaki jamaah sebelum memasuki masjid.

"Sekarang bentuk bangunannya sudah banyak mengalami perubahan. Blumbang yang dulu mengelilingi masjid, sekarang sudah tidak ada lagi. Pada waktu itu, air blumbang diambil dari bendungan Mlangi di wilayah timur. Namun pada perkembangan selanjutnya, jika air dialirkan untuk mengairi blumbang masjid, sawah-sawah di sekitarnya menjadi kering. Akhirnya, blumbang ini ditutup supaya tidak mengganggu kepentingan irigasi sawah," ujar Ta'mir Masjid Mlangi, M. Akban Ikhwan di Masjid Mlangi, Jumat (20/8).

Selain itu, renovasi yang dilakukan tahun 1985 juga membuat konstruksi bangunan berbeda dari bangunan aslinya. Jika pada masjid pathok nagara umumnya hanya terdiri dari satu bangunan, Masjid Mlangi harus diubah menjadi dua tingkat.

"Setelah sebelumnya sowan dulu ke Kraton meminta izin untuk renovasi, kraton memberikan izin dengan syarat tidak mengubah bentuk aslinya. Namun karena tuntutan untuk memperluas bangunan, masjid Mlangi kemudian ditingkat," paparnya.

Saat ini, konstruksi bangunannya pun diganti dengan pilar-pilar beton. Sekalipun demikian, bentuk masjid aslinya dipertahankan dengan dinaikkan di lantai atas. Di sisi depan sebelah utara ditambah menara setinggi 20 meter, sesuatu yang tidak lazim dalam arsitektur masjid Kasultanan.

Meski demikian, masih ada sejumlah bagian masjid yang masih terjaga keasliannya seperti mustoko masjid yang konon sama dengan mustoko masjid Demak. Selain itu kelir di halaman depan masjid juga masih dipertahankan. Sementara di bagian atas terdapat sebuah godho dengan posisi berdiri.

Mimbar yang ada di masjid ini juga termasuk yang masih asli. Di sisi depan ada tangga bertingkat. Di bagian luarnya diberi kain mori putih, seperti mimbar-mimbar di masjid kerajaan Mataram tempo dulu. Beduknya juga mempertahankan replika aslinya. Sekalipun tidak menggunakan kayu yang utuh, diameter beduk ini sama dengan ukuran bedug yang asli, yakni 165 cm.

Hingga saat ini, pesona masjid ini tetap memikat banyak orang untuk datang baik yang bertujuan untuk sholat maupun berziarah. Hal ini terbukti setiap diadakan khaul, mereka yang hadir umumnya telah berulang kali datang.

"Umumnya, pengunjung yang datang ke masjid sekalian berziarah ke makam yang ada di belakang masjid yakni makam Kyai Nur Iman," terangnya.

Menurut M akban, asal-usul atau cikal bakal berdirinya Dusun Mlangi dapat dikatakan dari legenda cerita rakyat yang dianggap benar-benar sudah terjadi. Cikal bakal dusun ini adalah dari Kyai Nur Iman, dan untuk mengenang beliau maka setiap tanggal 14 Sura (Muharram) diadakan ziarah atau 'khaul'.

Sementara nama masjid Mlangi sendiri diyakini berasal dari pemulangan yang artinya tempat untuk memberi pelajaran atau 'mulangi' atau 'mengajar'. Maka sejak itulah desa ini disebut Desa Mlangi.

Kegiatan 'mulangi' tersebut masih berjalan hingga saat ini, dan bahkan semakin lama semakin banyak santri yang datang ke Desa Mlangi untuk mengaji di sana seiring dengan dikukuhkannya Desa Mlangi sebagai Desa Wisata Religi Mlangi.

Secara administratif, Desa Wisata Mlangi terletak di Dusun Mlangi, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman DIY. Mlangi yang terletak hanya sekitar 7 km barat laut dari Kota Yogyakarta dapat ditempuh dengan melalui jalur lingkar barat atau ringroad barat. 


Sumber : gudeg.net

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About