Pages

Labels

top sidebar ads

Jumat, 19 Agustus 2011

25 Gram Sabu Disembunyikan Didalam Magnet

SLEMAN –- Sat Narkoba Polres Sleman berhasil menggulung tiga orang kurir sabu. Barang bukti yang diamankan berupa belasan paket sabu seberat 25 gram beserta bong atau alat penghisap sabu.
Kasat Narkoba Polres Sleman, AKP Widy Saputra mengungkapkan, penangkapan kurir sabu ini diawali pada Kamis (28/7) lalu saat petugas mengamankan Ti dan Ar di Stasiun Tugu Yogyakarta. Dari tangan keduanya, Polisi mengamankan 11 paket sabu siap jual.
“Kemudian kami kembangkan lagi hingga akhirnya Minggu (31/7) kemarin ini kami tangkap S yang juga kurir sabu di wilayah Plemburan Jalan Ringroud Utara,” ungkapnya saat ditemui di Mapolres Sleman, Senin (1/8).
Widy menambahkan, antara Ti, Ar dan S, ternyata tidak saling kenal dan tatap muka. Semuanya digerakkan melalui alat telekomunikasi. “Meski sama-sama sebagai kurir sabu, namun mereka tidak kenal satu sama lain,” imbuhnya.
Menariknya, terang Widy, modus penyimpanan sabu tergolong baru, yakni dengan membuat kotak magnet yang ditempelkan di bagian besi sepeda motor atau mobil. “Sabunya itu dimasukkan dalam magnet dan ditempelkan ke bagian besi di sepeda motor. Kalau tidak cermat, sulit diketahui. Jadi, penyimpanan model ini termasuk unik dan baru pertama kami temukan,” paparnya.
Sabu seberat 25 gram ini ditaksir seharga Rp 35 juta. Dimana harga di pasaran tiap gramnya mencapai Rp 1,3 juta. “Sebagian sudah dibungkus dalam paketan kecil-kecil. Sebagian lagi hanya dibungkus di dalam bungkus rokok,” tambah Widy.
Kini, ketiga kurir sabu ini ditahan di Mapolres Sleman. Mereka diancam dengan Pasal 112 dan 127 KUHP dengan penjara minimal 5 tahun dan maksimal 12 tahun. “Kalau melihat barang bukti yang diamankan, bisa jadi majelis hakim akan menjatuhkan hukuman yang berat,” pungkas Widy.

Satpol PP Membutuh Perda Untuk Tindak Salon Plus

SLEMAN — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengaku kesulitan untuk menindak praktek prostitusi berkedok salon dan salon plus karena belum memiliki Peraturan Daerah yang mengatur hal itu.
“Kebutuhan Perda prostitusi mendesak padahal di Kabupaten Bantul sudah ada. Kami butuh Perda untuk mengungkap praktek prostitusi di salon ini,” kata Kepala Seksi Penegakan Perundangan Satpol PP Sleman, Ign Sutanto kepada Wartawan, Minggu (7/8).
Dia mengaku berulangkali menerima laporan dari masyarakat namun tidak maksimal saat melakukan penertiban dan tidak menemukan kegiatan perzinahan. Selain itu, tidak bisa mengusut tuntas karena tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyelidikan seperti Kepolisian.
“Kami akan menutup salon kalau sudah menemukan pelanggaran. Tahun lalu sudah menetup beberapa salon karena menemukan kondom. Namun, tidak bisa menyelidik dan dalam setiap operasi yang diperiksa adalah izin gangguan (HO). Kami tetap menindaklanjuti laporan dari masyarkaat,” tegasnya.
Bahkan, katanya Satpol PP sudah mengumpulkan pengusaha salon dan restoran untuk mensosialisasikan operasional selama puasa.

Oglek Seni Tari Yang Atraktif Dari Kulonprogo

YOGYA – Tarian Oglek khas Tuksono Taruban Sentolo Kulonprogo dibawakan dengan atraktif oleh kelompok Langen Budoyo dalam pementasan seni tradisi di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Minggu (24/4). Salah satu tari kesenian rakyat tradisional yang dipentaskan secara berkelompok selama 45 menit ini, mengajak penonton untuk hidup rukun dan mengajarkan saling menghargai perbedaan dalam hal apapun.
Pimpinan Kelompok Langen Budoyo Tukono Taruban Sentolo, Sudiwiyono mengatakan asal mula kesenian ini lahir dari punahnya jathilan yang menggunakan barongan di Kulonprogo. Tarian yang menggunakan kuda kepang ini lahir dan mulai dikenal sejak tahun 1953 silam. Tarian ini identik dengan gerakan tari pacak jonggo dimana para penarinya menggunakan iket kepleng, jarik sapit urang, celana panji dengan mengendarai kuda kepang bersenjatakan pedang bambu.
“Tarian ini seperti dalam pentas tari jathilan. Hampir selalu ada penari yang mengalami trance atau kesurupan. Ini merupakan daya tarik tersendiri,” katanya saat ditemui sebelum pementasan di Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (24/4).
Sudiwiyono menjelaskan tarian ini menggunakan seperangkat alat musik tradisional berupa 3 terbang besar, 1 terbang kecil, 2 bende, 1 kendang, 1 gong, dengan sistem nada slendro.
Seiring dengan perkembangan jaman, musik atau gendhingnya dapat menyesuaikan atau dengan gendhing kreasi baru yang tentunya tidak mengubah gerakan dasar tarian ini.
Mengenai inti alur ceritanya, menurut dia, tarian ini mengambil kisah dari Babad Panji Asmoro Bangun yang mengkisahkan para prajurit yang berperang dalam perebuatan tahta kekuasaan antara Aryo Penangsang dan Raden Sutawijaya yang pada akhirnya dimenangkan Raden Sutawijaya.
Biasanya Oglek ini ditampilkan saat ada acara di desa-desa seperti pernikahan, kelahiran anak ataupun hajatan lainnya. “Mereka tampil untuk memeriahkan acara dan yang lebih penting lagi, penampilan mereka ini sangat mengunggulkan rasa kekeluargaan dan bukan materi,” pungkasnya.

Terindikasi Korupsi Pak Dukuh Wijilan Kulonprogo Dilaporkan Ke LBH

YOGYA – – Perwakilan warga dari dusun Wijilan, desa Wijimulyo Nanggulan Kulonprogo, mendatangi kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Selasa (2/8). Warga yang diwakili oleh ketua RW 13, Albertus Sukriswanto melaporkan indikasi korupsi yang dilakukan oleh Dukuh Wijilan pada proyek retribusi truk pengangkut pasir.
Sukriswanto menuturkan jika warga menemukan keganjilan pada laporan pendapatan 3 tahunan dari hasil uang retribusi truk. Keganjilan tersebut terlihat dari perbandingan penghasilan retribusi di wilayah dusun Wijilan dan dusun Setan yang sama-sama dilewati dan menarik retribusi truk pasir.
“Dukuh Wijilan (Tupon) disinyalir telah menggelapkan uang retribusi truk pasir. Karena setelah dilakukan penghitungan, seharusnya warga menerima penghasilan sampai Rp31.650.000. Namun hanya dibayarkan Rp14.240.000 sehingga ada selisih sampai Rp17.200.000,” ujarnya.
Menurutnya, retribusi yang diterapkan untuk satu truk pasir antara dusun Wijilan dan Setan adalah sama sebesar Rp10.000. Jumlah truk yang masuk ke tiap dusun juga sama karena sebelum memasuki dusun Wijilan, truk juga harus melalui dudun Setan.
Permasalahan ini sendiri, lanjutnya, telah dilaporkan ke pihak Polsek Nanggulan sejak bulan Juni lalu. Namun laporan tersebut hingga kini sama sekali tidak diproses maupun ditindaklanjuti. “Dukuh yang bersangkutan juga hanya memberikan janji untuk menyelesaikan permasalahan ini. Tetapi hingga kini belum ada hasil,” katanya.
Kuasa hukum korban yang juga merupakan pembela umum LBH Yogyakarta, Aditya Johan menegaskan, atas adanya laporan tersebut, pihaknya akan dengan segera mengajukan surat ke Polsek Nanggulan, Kapolres Kulonprogo dan bahkan sampai ke Kapolda DIY maupun provost, agar laporan yang bersangkutan bisa diterima dan diproses secara hukum.
“Jika nantinya memang terbukti ada dugaan penyelewengan dana, maka yang bersangkutan akan dikenakan pasal penggelapan dengan hukuman penjara sampai 5 tahun. Kami akan melihat perkembangan sampai akhir bulan ini untuk paling tidak ada saksi yang diperiksa pihak kepolisian,” imbuhnya.

Transmigran Bantul Terlantar di Kalsel

BANTUL –- Nasib sejumlah kepala keluarga transmigran asal Kabupaten Bantul  yang ada di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan memprihatinkan. Lahan kerja yang diterima para transmigran tidak berfungsi baik akibat terkena banjir.
“Kini mereka tinggal atau menumpang di rumah warga setempat, karena selain lahan mereka tidak dapat diolah, rumah tinggal mereka hancur akibat terkena banjir yang melanda wilayah sekitar,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul, Didik Warsito di Bantul, Rabu (27/7).
Ia mengatakan, sebenarnya nasib sejumlah transmigran asal Bantul tersebut sudah dialami sejak banjir pada 2009, namun baru diketahui pada 2010 karena pernah ada kunjungan dari pemerintah setempat. “Kami bersama Bupati pernah berkunjung ke wilayah Tanah Laut, dan ingat ada sejumlah KK asal Bantul yang pernah dikirim ke Desa Sungai Pinang, namun setelah kami meninjau ternyata ada permasalahan yang dihadapi transmigran,” katanya.
Oleh sebab itu, kata dia seberapa memprihatinkan kondisi KK guna dicarikan solusi penyelesaian yang dihadapi transmigran agar nasib mereka semakin jelas. “Sebenarnya permasalahan yang dihadapi transmigran bukan karena tidak memperoleh lahan, namun karena lokasi yang ditempati tidak sesuai untuk permukiman, akibatnya mereka selama tiga tahun ini tidak berkembang,” katanya.
Menurut dia, empat KK transmigran tersebut meliputi 14 jiwa, mereka merupakan Transmigrasi Umum (TU) yang memperoleh lahan masing-masing seperempat hektare untuk permukiman dan satu hektare untuk lahan garapan. “Mereka saat ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan, namun tidak dapat memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam akibat lahannya kurang subur untuk ditanami,” katanya.

Gaji PNS Gunungkidul Dipercepat Pembayarannya

WONOSARI — Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memajukan penerimaan gaji Pegawai Negeri Sipil di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk September menjadi 26 Agustus 2011 agar bisa berlebaran.
“Masing-masing bendahara SKPD bisa mengambil Surat Perintah Pencairan Dana (PS2D) pada Senin (22/8) berdasarkan Surat Edaran dari Menteri Keuangan RI, ” kata Kabag Humas Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Gunungkdiul Azis Saleh kepada KRjogja.com, Kamis (18/8).
Dia menjelaskan penerimaan gaji rutin dilakukan melalui rekening PNS di setiap bank atau bendahara SKPD sehingga bisa dimanfaatkan para PNS saat lebaran. Akhirnya, para PNS menerima gaji dua kali pada Agustus ini.
Pencairan gaji lebih awal mendapat respons positif dari para PNS karena sangat berarti dan tidak menerima THR. “Kami menyambut positif kebijakan Pemkab Gunungkidul terkait dengan penerimaan gaji PNS sebelum lebaran,”’ ungkap Suyanto salah satu PNS di Gunungkidul.

Hotel Grand Quality Sajikan Camilan Lezat

SLEMAN — Hotel Grand Quality Yogyakarta menawarkan aneka camilan nikmat nan mengenyangkan atau dimsum di Chinese Restaurant setempat. Bahkan, mendatangkan langsung chef dari Hongkong untuk menjaga cita rasanya.
Asisten Public Relations Manager Hotel Grand Qualiti, Tri Sutami mengatakan dimsum sering disantap bersama keluarga, sahabat hingga acara resmi bersama kolega. Sebagai camilan dimsum diolah dengan cara dikukus, direbus hingga digoreng. Karena itu manajemen menyediakan 70 macam dimsum yang dibuat oleh cheft asal Hongkong.
“Kalau di Indonesia semacam gorengan. Dimsum yang digoreng ada cumi rambutan, kalau dikukus ada siomai, bakpao dan hakau. Sedangkan yang direbus ada bintan dengan bahan utamanya udang hingga cumi-cumi,” jelasnya.
Tami menjelaskan para tamu bisa menikmati dimsum sesuai pilihan dengan harga Rp 17.500 – 19 ribu per porsinya. Harga itu belum termasuk diskon sepanjang tahun ini dan semakin nikmat jika disandingkan dengan Chinesse Tea tanpa gula.
 

Blogger news

Blogroll

About